Hakikat Salawat Malaikat kepada Nabi Muhammad saw
Sabtu, 28 Februari 2009
, Posted by Go Internation at 18.19
Kali ini dengan tetap mengacu kepada ayat ke - 56 dari Al-Quran surat al-Ahzab yang berbunyi “ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk nabi, Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya “
Hakikat salawat malaikat dalam kontek ayat tersebut dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda dengan tujuan yang tetap mengarah pada satu titik yang sama yaitu kemuliaan dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad saw sebagai makhluk yang agung disisi Allah swt.
Innallaha wa malaikatahu / Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya secara hakikat adalah penyertaan malaikat dalam ayat salawat yang dilakukan Allah swt terhadap nabi. Penyertaan tersebut merupakan penghormatan dari Allah swt terhadap malaikat-malaikat-Nya atau dengan kata lain bahwa dalam ayat salawat ini, Allah swt disamping mengembalikan kemuliaan tersebut kepada nabi Muhammad saw, Allah swt juga memuliakan para malaikat-Nya
Mengapa Allah harus memuliakan para malaikat-Nya pada ayat ini dan pada saat Dia memuliakan nabi ?.
Penempatan kata malaikat lebih bersifat perintah kepada umat manusia untuk memuliakan nabi Muhammad saw. Selain itu, perlu juga difahami bahwa “ sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada nabi “ bukan berarti penyetaraan antara Allah swt sebagai tuhan dan para malaikat-Nya dalam bersalawat, tapi penyebutan kata malaikat merupakan penyertaan yang bersifat penegasan bahwa sebelumnya Allah swt juga telah memerintahkan para malaikat untuk bersalawat sebelum memerintahkan manusia yang beriman.
Alasan dari pendapat tersebut adalah teguran Rasulullah terhadap orang yang mengatakan “ Barang siapa yang menaati Allah dan Rasulnya Muhammad saw, maka ia akan selamat. Dan barang siapa durhaka kepada keduanya, maka ia akan celaka “
Rasulullah marah dan menegur orang tersebut dengan mengatakan “ Betapa buruknya khatib seperti kamu “ tegur Rasulullah katakan “ Barang siapa yang durhaka kepada Allah dan RasulNya, dan jangan barang siapa yang durhaka kepada keduanya “ tegur beliau ( HR : Abu Daud )
Pernyertaan malaikat dalam ayat salawat merupakan penghormatan Allah swt para malaikat-Nya, karena penempatan atau mempersandingkan malaikat setelah nama-Nya adalah suatu penghormatan besar yang sangat luar biasa kepada malaikat, karena tidak semua makhluk nama-Nya bisa dipersandingkan dengan nama Allah swt.
Sebagai sebuah penghormatan kepada malaikat, ayat tersebut juga telah mengisyaratkan secara jelas bahwa para malaikat dalam bersalawat kepada nabi Muhammad saw berjalan secara terus menerus dan tidak pernah berhenti.
Penghormatan yang diberikan malaikat kepada nabi Muhammad saw berbeda dengan penghormatan malaikat yang diberikan kepada nabi Adam as dalam sujudnya malaikat setelah proses penciptaannya di surga.
Sujudnya malaikat kepada nabi Adam as hanya terjadi sekali, sedangkan penghormatan yang diberikan kepada nabi terjadi secara terus menerus karena dalam ayat tersebut dan belum diketahui dan ditemukan keterangan yang jelas tentang awal dan akhir perintah Allah swt kepada malaikat untuk bersalawat, sehingga diyakini bahwa salawat malaikat telah berlangsung semenjak malaikat tersebut diciptakan.
Ar-Razi mengatakan bahwa sujudnya malaikat kepada nabi Adam as adalah perintah Allah swt untuk menghormati Nur Muhammad yang terpancar dari dahinya yang merupakan pancaran sifat zat yang berujud pada Adam as
Sehingga sujudnya malaikat kepada nabi Adam as merupakan ujian kepada malaikat untuk memuliakan Nur Muhammad dan hanya terjadi sekali pada waktu itu saja. Tidak pernah terulang kembali, sedangkan penghormatan malaikat kepada nabi Muhammad saw yang dinyatakan dengan salawat bukan lagi penghormatan terhadap pancaran Nur Muhammad yang ujudnya melahirkan sifat Allah swt dalam batang tubuh Adam, tetapi dengan salawat, para malaikat menundukkan dirinya kepada Nur Muhammad yang merupakan sifat dari zat yang bernama Allah. [ kajian salawat ]
Hakikat salawat malaikat dalam kontek ayat tersebut dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda dengan tujuan yang tetap mengarah pada satu titik yang sama yaitu kemuliaan dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad saw sebagai makhluk yang agung disisi Allah swt.
Innallaha wa malaikatahu / Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya secara hakikat adalah penyertaan malaikat dalam ayat salawat yang dilakukan Allah swt terhadap nabi. Penyertaan tersebut merupakan penghormatan dari Allah swt terhadap malaikat-malaikat-Nya atau dengan kata lain bahwa dalam ayat salawat ini, Allah swt disamping mengembalikan kemuliaan tersebut kepada nabi Muhammad saw, Allah swt juga memuliakan para malaikat-Nya
Mengapa Allah harus memuliakan para malaikat-Nya pada ayat ini dan pada saat Dia memuliakan nabi ?.
Penempatan kata malaikat lebih bersifat perintah kepada umat manusia untuk memuliakan nabi Muhammad saw. Selain itu, perlu juga difahami bahwa “ sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada nabi “ bukan berarti penyetaraan antara Allah swt sebagai tuhan dan para malaikat-Nya dalam bersalawat, tapi penyebutan kata malaikat merupakan penyertaan yang bersifat penegasan bahwa sebelumnya Allah swt juga telah memerintahkan para malaikat untuk bersalawat sebelum memerintahkan manusia yang beriman.
Alasan dari pendapat tersebut adalah teguran Rasulullah terhadap orang yang mengatakan “ Barang siapa yang menaati Allah dan Rasulnya Muhammad saw, maka ia akan selamat. Dan barang siapa durhaka kepada keduanya, maka ia akan celaka “
Rasulullah marah dan menegur orang tersebut dengan mengatakan “ Betapa buruknya khatib seperti kamu “ tegur Rasulullah katakan “ Barang siapa yang durhaka kepada Allah dan RasulNya, dan jangan barang siapa yang durhaka kepada keduanya “ tegur beliau ( HR : Abu Daud )
Pernyertaan malaikat dalam ayat salawat merupakan penghormatan Allah swt para malaikat-Nya, karena penempatan atau mempersandingkan malaikat setelah nama-Nya adalah suatu penghormatan besar yang sangat luar biasa kepada malaikat, karena tidak semua makhluk nama-Nya bisa dipersandingkan dengan nama Allah swt.
Sebagai sebuah penghormatan kepada malaikat, ayat tersebut juga telah mengisyaratkan secara jelas bahwa para malaikat dalam bersalawat kepada nabi Muhammad saw berjalan secara terus menerus dan tidak pernah berhenti.
Penghormatan yang diberikan malaikat kepada nabi Muhammad saw berbeda dengan penghormatan malaikat yang diberikan kepada nabi Adam as dalam sujudnya malaikat setelah proses penciptaannya di surga.
Sujudnya malaikat kepada nabi Adam as hanya terjadi sekali, sedangkan penghormatan yang diberikan kepada nabi terjadi secara terus menerus karena dalam ayat tersebut dan belum diketahui dan ditemukan keterangan yang jelas tentang awal dan akhir perintah Allah swt kepada malaikat untuk bersalawat, sehingga diyakini bahwa salawat malaikat telah berlangsung semenjak malaikat tersebut diciptakan.
Ar-Razi mengatakan bahwa sujudnya malaikat kepada nabi Adam as adalah perintah Allah swt untuk menghormati Nur Muhammad yang terpancar dari dahinya yang merupakan pancaran sifat zat yang berujud pada Adam as
Sehingga sujudnya malaikat kepada nabi Adam as merupakan ujian kepada malaikat untuk memuliakan Nur Muhammad dan hanya terjadi sekali pada waktu itu saja. Tidak pernah terulang kembali, sedangkan penghormatan malaikat kepada nabi Muhammad saw yang dinyatakan dengan salawat bukan lagi penghormatan terhadap pancaran Nur Muhammad yang ujudnya melahirkan sifat Allah swt dalam batang tubuh Adam, tetapi dengan salawat, para malaikat menundukkan dirinya kepada Nur Muhammad yang merupakan sifat dari zat yang bernama Allah. [ kajian salawat ]
Currently have 0 komentar: